Untuk Nona Berkerudung Cokelat

sumber gambar: pinterst



Aku menulis ini untuknya, untuk dia yang terus membuatku tersenyum bahkan saat hadirnya hanya sebatas  pesan di ponselku  yang rapi terusun,  dia yang begitu menyebalkan hingga aku harus hati-hati dalam bicara agar ia tak murung, atau saat dia yang sebenarnya ingin manja tapi selalu bersikap keras kepala agar aku selalu lebih peka untuk memahaminya, ya hanya untuk dia. Seseorang yang kusebut "Nona Berkerudung Cokelat" seorang malaikat berhijab yang selalu kupeluk erat-erat disetiap doa yang aku ucap setelah sholat.


Untuk nona berkerudung cokelatku yang manis,

Terima kasih untuk pernah singgah,  ya walaupun pada akhirnya kita menyerah lalu berpisah.
Menyisahkan resah yang membuatku terus rebah, dan memaksaku menyaksikan gerimis yang berbaik hati menggantikanku untuk menangis.
Maaf karna aku pernah menyalahkanmu untuk hatiku yang terluka, untuk setiap kecewa yang hadir di dalam dada, atau untuk rasa hampa yang datang dan terus menyiksa.
Tapi kini aku sadar ini hidupku, akulah yang bersalah. 
Aku yang mencintaimu.
Akulah yang memintamu untuk membuka hati untuku.
Dan aku juga yang terus meyakinkan diruku bahwa kau juga mencintaiku.
Aku akan memperbaikinya. Memperbaiki diriku sendiri, agar lebih baik esok hari, agar tak ada lagi orang yang kusalahkan saat terjadi perpisahan. Atau agar aku tak terlalu egois untuk meminta seseorang untuk bisa mencintaiku sepanjang waktu.
Oh ya satu lagi, jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja. Hidupku masih berjalan tanpamu, aku masih melakukan rutinitasku, bahkan semua kebiasaanku. Aku masih bekerja, masih melucu dengan candaan garing, masih main game hingga lupa waktu, juga masih sering berbohong seperti waktu bersamamu.
Ya semua kulakukan seperti biasa, meski tak ada lagi kamu. Dan kali ini aku tidak berbohong saat aku bilang aku baik-baik saja, sungguh. Meski kau tahu bahwa aku selalu berbohong saat mengatakan "aku tidak berbohong" hahaha.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk memerankan peran penting dalam hidupku, meski kau bukan pemeran utama, bagiku kau adalah salah satu yang istimewa.
Sampai jumpa lain waktu, saat rindu meminta kau dan aku bertemu walau tak ada lagi "kita" seperti dulu. Atau saat kau dan aku telah memiliki tangan yang baru untuk digenggam agar sama-sama yakin kita hanyalah jodoh yang keliru. Sampai jumpa hingga saat itu tiba, aku akan menunggu.

Dariku, si jutek yang pernah kau sebut dengan sebutan sayang.

Terima kasih telah menggantikanya membaca, aku tak perduli jika kamu berpikir ini menjijikan atau semacamnya, karena aku menulis ini hanya untuknya. Untuk nonaku yang manis. Tapi kalau kamu menyukainya aku juga tak keberatan, namun jangan sampaikan satu katapun padanya. Biarkan Ia membacanya sendiri. Terima kasih.


Komentar