Aku menulis ini
untuknya, untuk dia yang terus membuatku tersenyum bahkan saat hadirnya hanya
sebatas pesan di ponselku yang rapi terusun, dia yang begitu
menyebalkan hingga aku harus hati-hati dalam bicara agar ia tak murung, atau
saat dia yang sebenarnya ingin manja tapi selalu bersikap keras kepala agar aku
selalu lebih peka untuk memahaminya, ya hanya untuk dia. Seseorang yang kusebut
"Nona Berkerudung Cokelat" seorang malaikat berhijab yang selalu
kupeluk erat-erat disetiap doa yang aku ucap setelah sholat.
Untuk nona berkerudung
cokelatku yang manis,
Terima kasih untuk
pernah singgah, ya walaupun pada akhirnya kita menyerah lalu berpisah.
Menyisahkan resah yang membuatku terus
rebah, dan memaksaku menyaksikan gerimis yang berbaik hati
menggantikanku untuk menangis.
Maaf karna aku pernah menyalahkanmu untuk hatiku
yang terluka, untuk setiap kecewa yang hadir di dalam dada, atau untuk rasa
hampa yang datang dan terus menyiksa.
Tapi kini aku sadar ini hidupku, akulah yang
bersalah.
Aku yang mencintaimu.
Akulah yang memintamu untuk membuka hati untuku.
Dan aku juga yang terus meyakinkan diruku bahwa
kau juga mencintaiku.
Aku akan memperbaikinya. Memperbaiki diriku
sendiri, agar lebih baik esok hari, agar tak ada lagi orang yang kusalahkan
saat terjadi perpisahan. Atau agar aku tak terlalu egois untuk meminta
seseorang untuk bisa mencintaiku sepanjang waktu.
Oh ya satu lagi, jangan khawatirkan aku, aku
baik-baik saja. Hidupku masih berjalan tanpamu, aku masih melakukan
rutinitasku, bahkan semua kebiasaanku. Aku masih bekerja, masih melucu dengan
candaan garing, masih main game hingga lupa waktu, juga masih sering berbohong
seperti waktu bersamamu.
Ya semua kulakukan seperti biasa, meski tak ada
lagi kamu. Dan kali ini aku tidak berbohong saat aku bilang aku baik-baik saja,
sungguh. Meski kau tahu bahwa aku selalu berbohong saat mengatakan "aku
tidak berbohong" hahaha.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk
memerankan peran penting dalam hidupku, meski kau bukan pemeran utama, bagiku
kau adalah salah satu yang istimewa.
Sampai jumpa lain waktu, saat rindu meminta kau
dan aku bertemu walau tak ada lagi "kita" seperti dulu. Atau saat kau
dan aku telah memiliki tangan yang baru untuk digenggam agar sama-sama yakin
kita hanyalah jodoh yang keliru. Sampai jumpa hingga saat itu tiba, aku akan
menunggu.
Dariku, si jutek yang pernah kau sebut dengan sebutan sayang.
Terima kasih telah
menggantikanya membaca, aku tak perduli jika kamu berpikir ini menjijikan atau semacamnya,
karena aku menulis ini hanya untuknya. Untuk nonaku yang manis. Tapi kalau kamu menyukainya aku juga tak
keberatan, namun jangan sampaikan satu katapun padanya. Biarkan Ia membacanya
sendiri. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar